This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, March 18, 2018

Jatinom

Jatinom 

Jatinom adalah nama suatu kecamatan di Kabupaten Klaten sekaligus kota pusat pemerintahannya. Jatinom terletak pada jalur utama yang menghubungkan antara Klaten dan Boyolali.
Jatinom terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan. Beberapa desa di Jatinom mempunyai catatan sukses di bidang pertanian, khususnya budidaya jeruk, pada tahun 80-an hingga awal 90-an. Wabah penyakit CVPD yang menyerang Indonesia menghancurkan semua tanaman jeruk. Beberapa desa yang pernah mengalami masa keemasan jeruk adalah Gedaren, Cawan, Glagah, Tibayan, Bengking, Beteng, Temuireng, Bengking, Mranggen, Kayumas dan Jemawan.
Di Jatinom setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa atau Islam diadakan "SEBARAN APEM" atau Yaqowiyyu. Tradisi ini dilaksanakan pada hari Jumat di bulan Sapar yang berada di dekat masjid besar Jatinom. Orang Jatinom biasa menjadikan momen ini sebagai ajang bersilahturahmi ke sanak saudara, sehingga dapat dikatakan sebagai Lebarannya orang Jatinom. Pada saat itu, setiap rumah membuat kue apem, yang nantinya disajikan kepada tamu yang datang. Tradisi ini konon bermula dari cerita tentang Ki Ageng Gribig yang ingin memberikan kue apem kepada muridnya, tetapi jumlahnya hanya sedikit sehingga agar adil maka kue apem tersebut dilemparkan ke muridnya untuk dibagi.

Dari Jatinom anda dapat melihat pemandangan gunung Merapi dan Merbabu yang sejajar. Di kecamatan Jatinom terdapat sumber mata air bawah tanah yang dingin dan jernih yang dapat digunakan untuk mandi. Selain itu Anda dapat melihat deretan gua yang letaknya di dekat sungai. Gua di sana tidak ada stalaktitnya. Biasanya gua tersebut ramai dikunjungi pada bulan Sapar.dan sekitar 30 km ada desa bernama dukuh karang salam didesa itu produksi susu sapi langsung dan did desa itu warga nya ramah tamah dan sekitar daerah itu dibagian baratnya anda akan menemukan daerah desa socokangsi dan desa tersebut ada peningalan jaman bersejarah yaitu pabrik gula dari kolonial belanda namun sayangnya tingal menara nya saja dan tak orang banyak tau.dan dibagian socokangsi wetan atau (timur)ada peningalan jaman belanda yaitu goa belanda dan ada jembatan kereta api disamping nya namun berhati2 lah jembatan tersebut kini rapuh karena termakan usia tapi tidak perlu diragukan lagi betapa indah nya alamnya.rahasia surga kota kecil jatinom klaten.

 Gua Suran

Desa/kelurahan

  1. Bengking
  2. Beteng
  3. Bonyokan
  4. Cawan
  5. Bandungan
  6. Gedaren
  7. Glagah
  8. Jatinom
  9. Jemawan
  10. Kayumas
  11. Krajan
  12. Mranggen
  13. Pandeyan
  14. Puluhan
  15. Randulanang
  16. Socokangsi
  17. Temuireng
  18. Tibayan

Karanganom

Karanganom

Desa/kelurahan

  1. Beku
  2. Blanceran
  3. Brangkal
  4. Gempol
  5. Gledeg
  6. Jambeyan
  7. Jeblog
  8. Jungkare
  9. Jurangjero
  10. Kadirejo
  11. Karangan
  12. Karanganom
  13. Kunden
  14. Ngabeyan
  15. Padas
  16. Pondok
  17. Soropaten
  18. Tarubasan
  19. Troso
Di Kecamatan Karanganom sendiri ada salah satu tempat wisata yang baru baru ini di galakan oleh pemerintah setempat yaitu di salah satu desa di Karanganom, Soropaten.
Sebuah tugu berdiri di tepi sawah Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom. Di salah satu dasar tugu terdapat pintu menuju bagian dalam tugu setinggi 12,5 meter itu.

Tangga berbahan logam menjadi titian menuju puncak tugu. Di atas tugu, bendera merah putih berkibar. Oleh masyarakat setempat tugu itu bernama Tugu Waseso.
Tugu itu menjadi pengingat pertemuan antara Kiai Karsorejo dengan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Pertemuan itu terjadi antara 1934-1935. Kiai Karsorejo merupakan sesepuh desa tersebut.
Salah satu buyut Kiai Karsorejo, Sri Nugroho, pertemuan Soekarno dan Kiai Karsorejo bermula ketika Soekarno menemui Raja Keraton Solo. Oleh raja yang menjabat saat itu, Soekarno disarankan meminta doa restu kepada Kiai Karsorejo, seorang tokoh spiritual di Dukuh Pandanan.
Saran itu lantas dilakukan Soekarno. Ia mendatangi Dukuh Pandanan untuk mencari Kiai Karsorejo. Namun, ia tak bertemu dengan Kiai Karsorejo di rumahnya. “Akhirnya bertemu di sawah,” kata Nugroho saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/8/2017).
Dari pertemuan itu, Soekarno meminta doa restu untuk berjuang mengusiran penjajah lantaran melihat kondisi rakyat Indonesia yang semakin sengsara. Dari pertemuan itu, Kiai Karsorejo lantas memanjatkan doa.
“Agar diberikan keselamatan dan kemenangan mengusir penjajah. Kemudian diberi bekal berupa rumput grinting untuk mengusir penjajah hingga akhirnya Indonesia bisa merdeka pada 1945,” kata Nugroho.
Nugroho mengatakan tempat pertemuan antara Soekarno dan Kiai Karsorejo lantas dibangun tugu sebagai pengingat. Tugu itu diberi nama Waseso yang artinya pamungkas.
Nugroho mengisahkan Kiai Karsorejo pernah ditangkap tentara Belanda. Hal itu lantaran Kiai Karsorejo mengibarkan bendera merah putih pada masa penjajahan Belanda. “Namun, dalam kurun satu pekan itu dibebaskan,” ungkapnya.
Saat ini, Tugu Waseso kian moncer setelah banyak orang yang datang ke tempat itu dan mengunggah swafoto mereka di media sosial. Tugu itu berdiri di areal persawahan yang berdekatan dengan sendang.



Friday, March 16, 2018

Tulung

Tulung


Kecamatan Tulung adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
Kecamatan Tulung berada di bagian utara wilayah Kab. Klaten, berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Di sebelah barat kecamatan ini sudah masuk daerah pegunungan menuju Gunung Merapi. Terdapat jalan utama yang membelah bagian timur dan barat kecamatan ini. Jalan ini menghubungkan ke arah selatan menuju Kec. Jatinom, dan ke arah utara menuju kota Boyolali. Jalan ini semakin rame sebagai jalur alternatif dari kota Semarang ke Yogyakarta atau sebaliknya. Sebagian besar penduduk Kecamatan Tulung berprofesi sebagai petani. Di bagian timur jalan, lebih banyak ditanami tanaman padi, sedangkan sebelah barat jalan lebih banyak ditanami palawija, sayuran dan digunakan sebagai perkebunan swasta. Namun ada beberapa desa yang sebagian besar penduduknya berprofesi menjadi pengusaha tepung aren sebagai bahan dasar pembuatan mie bihun. Industri tepung aren ini terletak di Kel. Pucang Miliran dan Kel. Dalemen. Tiap hari bertruk-truk batang aren diangkut dari pegunungan di Jawa Tengah bahkan dari Jawa Barat. Di desa Cokro, terdapat industri air minum dengan merk Aqua dan di desa Wunut terdapat industri air minum dengan merk Air Cokro [AC]. Sumber air ini diambil dari mata air yang banyak terdapat di wilayah Tulung. Begitu juga di kelurahan wunut juga terdapat pembibitan ikan baik ikan lele dan ikan kakap / ikan air tawar.
Sekolah Menengah Pertama yang berada di Tulung diantaranya SMP Negeri 1 Tulung. Dan di sebelah timur ada juga SMP NEGERI 2 TULUNG / SMP COKRO TULUNG. Letaknya berada di dekat pemandian cokro Tulung. Di wilayah bagian barat ada SMP NEGERI 3 TULUNG beralamat di Dukuh Satriyan, Kemiri, Tulung, Klaten.
Untuk jenjang SLTA ada SMK N 1 TULUNG yang beralamat di Desa Sorogaten jln. Raya Klaten-Boyolali KM 14

Desa/kelurahan

  1. Beji
  2. Bono
  3. Cokro
  4. Dalangan
  5. Daleman
  6. Gedongjetis
  7. Kemiri
  8. Kiringan
  9. Majegan
  10. Malangan
  11. Mundu
  12. Pomah
  13. Pucang Miliran
  14. Sedayu
  15. Sorogaten
  16. Sudimoro
  17. Tulung
  18. wunut 
 Wisata di Kecamatan Tulung

salah satu yang baru ngetren di kecamatan tulung adalah Objek wisata jalan Bunga Bono kecamatan Tulung Kabupaten Klaten awalnya bukan untuk dijadikan objek wisata. Bunga ini bernama Durandari yang merupakan tanaman untuk membasmi hama namun karena cuaca dan angel yang pas tempat ini menjadi viral. Tempat ini viral pada awal Desember 2017. Jika cuaca medukung, pengunjung bisa mencapai 500 orang per hari. Objek wisata ini dikelola oleh Karang Taruna di tiga dukuh yaitu Gading Kulon, Tlogowono, dan Mandegan. Para pengunjung bisa berfoto di spot yang telah disediakan, seperti tempat duduk yang dihiasi dengan bentuk love disertai dengan dua boneka doraemon. Selain berfoto, di sore hari jika cuaca mendukung para pengunjung bisa melihat sunset. Lutfi, salah satu pengelola objek wisata tersebut mengatakan akan ada perluasan lahan untuk penanaman bunga sebanyak tiga petak sawah disebelah utara. Selain itu, direncanakan disepanjang pinggir jalan akan diberi lampu-lampu yang semakin memperindah pemandangan.
Dan yang suka renang dan wisata air ada tempat yang cocok dijadikan wahana wisata air yaitu di Umbul Cokro tulung. Selain dijadikan sebagai tempat wisata berupa kolam pemandian dengan pemandangan yang menyejukkan, sumber mata air ini juga digunakan untuk pertanian.


Bahkan Mata Air Cokro Tulung ini juga digunakan untuk air minum Kraton Surakarta Hadiningrat.
Mata Air Cokro Tulung berada sekitar 17Km ke arah utara dari Kota Klaten dengan luas lebih kurang 15.000m2. Tempat wisata yang indah di Klaten ini tepatnya terletak di Desa Cokro. Kecamatan Tulung dengan biaya masuk hanya 5.000 rupiah saja.
Selain kolam renang, fasilitas yang bisa Anda manfaatkan ketika sedang berada di sana adalah flying fox dan sliding water.