Desa/kelurahan
- Beku
- Blanceran
- Brangkal
- Gempol
- Gledeg
- Jambeyan
- Jeblog
- Jungkare
- Jurangjero
- Kadirejo
- Karangan
- Karanganom
- Kunden
- Ngabeyan
- Padas
- Pondok
- Soropaten
- Tarubasan
- Troso
Di Kecamatan Karanganom sendiri ada salah satu tempat wisata yang baru baru ini di galakan oleh pemerintah setempat yaitu di salah satu desa di Karanganom, Soropaten.
Sebuah tugu berdiri di tepi sawah Dukuh Pandanan, Desa Soropaten,
Kecamatan Karanganom. Di salah satu dasar tugu terdapat pintu menuju
bagian dalam tugu setinggi 12,5 meter itu.
Tangga berbahan logam
menjadi titian menuju puncak tugu. Di atas tugu, bendera merah putih
berkibar. Oleh masyarakat setempat tugu itu bernama Tugu Waseso.
Tugu itu menjadi pengingat pertemuan antara Kiai Karsorejo dengan
Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Pertemuan itu terjadi antara
1934-1935. Kiai Karsorejo merupakan sesepuh desa tersebut.
Salah
satu buyut Kiai Karsorejo, Sri Nugroho, pertemuan Soekarno dan Kiai
Karsorejo bermula ketika Soekarno menemui Raja Keraton Solo. Oleh raja
yang menjabat saat itu, Soekarno disarankan meminta doa restu kepada
Kiai Karsorejo, seorang tokoh spiritual di Dukuh Pandanan.
Saran itu lantas dilakukan Soekarno. Ia mendatangi Dukuh Pandanan
untuk mencari Kiai Karsorejo. Namun, ia tak bertemu dengan Kiai
Karsorejo di rumahnya. “Akhirnya bertemu di sawah,” kata Nugroho saat
berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/8/2017).
Dari
pertemuan itu, Soekarno meminta doa restu untuk berjuang mengusiran
penjajah lantaran melihat kondisi rakyat Indonesia yang semakin
sengsara. Dari pertemuan itu, Kiai Karsorejo lantas memanjatkan doa.
“Agar
diberikan keselamatan dan kemenangan mengusir penjajah. Kemudian diberi
bekal berupa rumput grinting untuk mengusir penjajah hingga akhirnya
Indonesia bisa merdeka pada 1945,” kata Nugroho.
Nugroho
mengatakan tempat pertemuan antara Soekarno dan Kiai Karsorejo lantas
dibangun tugu sebagai pengingat. Tugu itu diberi nama Waseso yang
artinya pamungkas.
Nugroho mengisahkan Kiai Karsorejo pernah
ditangkap tentara Belanda. Hal itu lantaran Kiai Karsorejo mengibarkan
bendera merah putih pada masa penjajahan Belanda. “Namun, dalam kurun
satu pekan itu dibebaskan,” ungkapnya.
Saat ini, Tugu Waseso kian
moncer setelah banyak orang yang datang ke tempat itu dan mengunggah
swafoto mereka di media sosial. Tugu itu berdiri di areal persawahan
yang berdekatan dengan sendang.
0 komentar:
Post a Comment